![]() |
||
Nama Dosen | : | Arief Laksmono. S.Si.T., M.T., M.Mar. |
Mata Kuliah | : | Tehnik Memuat |
Kode Mata Kuliah | : | NT10327 |
Bobot | : | 2 SKS |
Semester | : | IV |
Pertemuan ke/ Waktu | : | |
Tanggal Waktu | : | |
Standart Kompetensi | : | Taruna/i mengerti dasar-dasar Penanganan Muatan |
Kompetensi Dasar | : | Taruna/i mengetahui mengenai Macam-macam Peralatan Memuat |
Indikator | : | Taruna/i mengerti fungsi dari Tehnik Memuat yang benar |
PRINSIP-PRINSIP PEMUATAN |
||
Penanganan Muatan diatas kapal menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan
2. Persiapan Ruang Muatan
3. Kendala Kelambatan Proses Pengaturan Muatan
Prinsip-prinsip Pemuatan :
1. Melindungi kapal
2. Melindungi muatan
3. Melindungi ABK dan buruh
4. Pemanfaatan ruang muat secara maksimal/full and down
5. Pemuatan secara sistematis ( cepat dan teratur )
1. Pengaturan muatan untuk melindungi kapal.
a) Secara tegak (vertical)
b) Secara melintang (transversal)
c) Secara membujur (longitudinal)
d) Secara khusus pada TD (tween deck)
a) Pembagian muatan secara vertical ( tegak )
Apabila muatan dipusatkan diatas, stabilitas kapal akan kecil mengakibatkan kapal LANGSAR ( Tender ).
Apabila muatan dipusatkan dibawah, stabilitas kapal besar dan mengakibatkan kapal KAKU ( Stiff )
![]() |
b) Pembagian muatan secara transversal (melintang)
Mencegah kemiringan kapal. Apabila muatan banyak dilambung kanan, kapal akan miring/senget (List) ke kanan dan sebaliknya.
![]() |
c) Pembagian muatan secara longitudinal (membujur)
1) Menyangkut masalah Trim (perbedaan sarat / draft depan dan belakang)
-
-
-
- Trim by head (Draft haluan > Draft buritan)
- Trim by stern (Draft buritan > Draft haluan)
-
-
![]() |
2) Mencegah terjadinya
HOGGING : apabila muatan dipusatkan pada ujung – ujung kapal (palka depan dan palka belakang)
SAGGING : apabila muatan dipusatkan ditengah kapal (palka tengah)
![]() |
d) Kemampuan geladak untuk menyangga muatan (DLC = Deck Load Capacity)
Dinyatakan dalam ton/m2) terutama untuk Geladak Antara (Tween Deck)
![]() |
Rumus 1. Kemampuan Geladak kapal |
Dimana :
DLC = Deck Load Capacity
H = Tinggi Tween Deck
SF = Stowage Factor (1,4 m3/ton)
Untuk tidak melampaui DLC geladak utama, maka tinggi muatan (h) harus diperhatikan.
Tinggi susunan muatan (h), dimana :
h = DLC x SF muatan
Dalam Penanganan dan Pengaturan Muatan pihak kapal wajib memperhatikan tentang Keselamatan Kapal yang lebih dikenal dengan istilah “Melindungi kapal“.
2. Pengaturan pemuatan untuk melindungi muatan.
Yang dimaksud dengan melindungi muatan adalah tanggung jawab pihak pengangkut (Carrier) terhadap keselamatan muatan yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan tujuannya dengan aman sebagaimana kondisi muatan seperti saat penerimaannya.
![]() |
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, harus mengenal betul akan sifat-sifat serta jenis muatan-muatan tersebut sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :
1. Keringat kapal
2. Keringat muatan
3. Kebocoran/kebasahan dari muatan lain
4. Pergesekan dengan kulit/badan kapal
5. Pergesekan dengan muatan lainnya
6. Penanganan muatan
7. Muatan lainnya
8. Penanggasan (spontaneous heating)
9. Pencurian (pilferage).
|
||
Gambar 6. Keringat kapal | ||
Agar dapat menghindari / mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas, maka yang harus dilakukan dengan baik dan tepat adalah :
1. Penggunaan Penerapan (Dunnage)
2. Pengikatan dan Pengamanan (Lashing and securing)
3. Pemberian Ventilasi
4. Pemisahan Muatan
5. Perencanaan yang prima.
3. Melindungi ABK dan Buruh/TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat).
Yang dimaksud dengan Melindungi ABK dan Buruh adalah keselamatan Jiwa ABK dan Buruh, dimana selama ABK dan Buruh/Pekerja melaksanakan kegiatannya senantiasa selalu terhindar dari segala bentuk resiko-resiko yang mungkin atau dapat terjadi yang berasal/akibat dari pelaksanaan bongkar muat.
![]() |
Gambar 7. Kecelakaan kerja crew kapal |
4. Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin.
Adalah penguasaan ruang rugi (Broken stowage) yaitu pengaturan muatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga ruang muat yang tersedia dapat diisi dengan muatan sebanyak mungkin dan ruang muat yang tidak terpakai dapat ditekan sekecil mungkin.
Broken stowage adalah besarnya persentase (%) jumlah ruangan yang hilang atau ruang yang tidak terpakai/ruang rugi pada pengaturan muatan dalam suatu palka. Hal tersebut dapat dihitung dengan rumus, sbb :
![]() |
![]() |
Rumus 2. Broken Stowage |
![]() |
Hal yang tidak dapat dihindari pada Pengatur muatan ke dalam suatu palka adalah terjadinya Broken stowage pada tempat tempat yang antara lain :
1. Sudut-sudut palka
2. Palka - palka ujung
3. Didaerah got-got (Bilge)
4. Pada susunan muatan paling atas atas (Top Tie)
5. Diantara muatan - muatan
Penyebab terjadinya Broken Stowage adalah :
1. Bentuk palka
2. Bentuk Muatan
3. Jenis Muatan
4. Skill Buruh/Pekerja (TKBM)
5. Penggunaan penerapan (Dunnage) yang kurang tepat
Hal-hal yang harus dilakukan utk menghindari Broken Stowage adalah :
1. Pemilihan bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk palka
2. Pengelompokan dan pemilihan jenis muatan
3. Penggunaan muatan pengisi
4. Pengawasan pengaturan muatan
5. Penggunaan Dunnage seminim mungkin
5. Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistematis.
Adalah menciptakan suatu proses kegiatan bongkar muat yang efisien dan efektif dalam penggunaan waktu serta biaya, maka hal-hal yang harus dihindari/dicegah adalah terjadinya :
a) Long Hatch
Penumpukan suatu jenis muatan dengan jumlah banyak pada satu palka untuk satu pelabuhan tertentu. Akibatnya terjadi waktu bongkar yang lama pada palka tersebut (Gang hours).
b) Over Stowage
Muatan yang seharusnya dibongkar di suatu pelabuhan tujuan, terhalang oleh muatan lain yang berada diatasnya.
b) Over Carriage
Muatan yang seharusnya dibongkar di suatu pelabuhan tujuan, terbawa ke pelabuhan berikutnya (Next port)
Untuk mencegah terjadinya Long Hatch, Over stowage dan Over carriage, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Perencanaan pengaturan dilakukan dengan prima (loading plan/bayplan sequences)
2. Pemisahan yang sempurna
3. Pemberian label pelabuhan (Po mark) yang jelas
4. Pemeriksaan saat akhir pembongkaran
![]() |